Uji Liquid Penetrant
I. Tujuan
● Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu melakukan pengujian Non-destructive test (NDT) dengan Liquid Penetran terhdap suatu produk.
● Tujuan Khusus
Ø
Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat suatu
komponen yang dapat diuji dengan Liquid penetran.
Ø
Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis
discontinuity yang mampu dideteksi dengan Liquid Penetran.
II. Dasar Teori
Evaluasi
atau inspeksi perlu dilakukan terhadap produk atau konstruksi secara kontinyu.
Dengan mengetahui terjadinya discontinuity sejak dini selain akan mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja juga akan memudahkan perawatan yang imbasnya
pada penekanan nilai ekonomi akibat kerusakan alat. Dengan mengetahui kerusakan
komponen sejak awal akan mengurangi dampak yang merusak terhadap komponen lain.
Untuk keperluan inspeksi tersebut diperlukan suatu pengujian yang mampu
mendeteksi keberadaan suatu cacat.
Uji
liquid penetrant merupakan salah satu metoda pengujian jenis NDT
(Non-Destructive Test) yang relatif mudah dan praktis untuk dilakukan. Uji
liquid penetran ini adalah cara yang peka untuk menentukan adanya cacat halus
pada permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Pada dasarnya metoda pengujian
ini adalah pemakaian cairan penembus/liquid penetran berwarna yang mampu
menembus cacat. Setelah cairan yang ada di permukaan dibersihkan maka
discontinuity akan kelihatan jelas karena cairan yang berada didalam cacat
ditarikoleh cairan pengembang atau developer yang berwarna kontras.
Liquid
penetrant dengan warna tertentu (merah) mereserap masuk kedalam cacat, kemudian
liquid penetrant tersebut dikeluarkan dari dalam cacat dengan menggunakan cairan pengembang
(developer) yang warnanya kontras dengan liquid penetrant (putih). Terdeteksinya
cacat adalah dengan timbulnya bercak-bercak merah (liquid penetrant) yang
keluar dari dalam cacat. Seperti
pada gambar sebagai berikut:
Gambar 1 Dasar Pengujian dengan Liquid Penetrant
Cacat yang mampu dideteksi oleh uji ini adalah keretakan yang
bersifat mikro. Yaitu keretakan yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang.
Deteksi keretakan dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran, bentuk, arah
keretakan, struktur bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap
ke dalam celah retakan yang sangat kecil bahkan ke dalam keretakan yang hanya
sedalam 4 mikron. Penyerapan liquid penetrant ke dalam celah retakan terjadi
karena daya kapiler. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki keretakan
permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan
bahan, dll. Sedangkan seberapa dalam keretakan tersebut tidak mampu dideteksi
dengan uji ini. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam
ferrous dan non ferrous saja. Tetapi juga pada keramik, plastic, gelas, dan
benda-benda hasil powder metallurgi.
- lingkup Pemakaian uji liquid penetrant
Penggunaaan uji liquid penetran ini
sangat terbatas yakni:
a.
Keretakan/kekeroposan yang diselidiki dapat dideteksi
apabila keretakan tersebut terjadi sampai kepermukaan benda. Keretakan dibawah
permukaan (subsurface crack ) tidak dapat dideteksi dengan cara ini
b.
Bpermukaan yang terlalu kasar atau berpori pori juga dapat
mengakibatkan indikasi yang palsu
c.
Tidak dianjurkan menyelidiki benda-benda hasil powder
metallurgi karena kurang padat (berpori-pori)
- Sifat-sifat cairan penetran
Cairan
penetyran harus mempunyai kemampuan untuk masuk kedalam celah atau cacat, oleh karenanyacairan ini harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut
1.
memasuki celah yang sangat sempit
2.
mampu berada dalam celah yang besar
3.
tidak mudah menguap
4.
mudah dibersihkan
5.
bila di dalam celah sulit dibesihkan
6.
mudah disedot dari dalam celah
7.
tidak korosif
8.
tidak bau
9.
tidak mudah menyala
10. stabil
bila disimpan
11. tidak
beracun
12. murah
· Sifat fisis
Dari sifat umum di atas
besaran fisis cairan penetrant adalah sebagai berikut :
1.
Viskositas
Viskositas menyebabkan turunnya gaya
penetrasi, sedangkan iskosiyas rendah menyebabkn cairan terlalu cepat menyebar
ketempat yang lain.
2.
Tegangan permukaan
Efektifitas cairan penetran sangat dipengaruhi oleh tegangan permukaan.
Bila harga tegangan permukaan tinggi, daya melarutkan zat warna sangat baik
sedangkan bila permukaannya rendah kemampuan penetrasi dan penyebaran sangat
baik.
3.
Daya pembasah
Daya pembasah ada kaitannya dengan sudut kontak cairan dengan permukaan.
Daya pembasah merupakan faktor terpenting. Sebagai contoh adalah air daya pembasahannya
tinggi, tegangan permukaan air cukup tinggi sedangka air juga merupakan pelarut
yang baik. Untuk meningkatkan daya penetrasi dapat ditambahkan zat lain yang
dapat menurunkan tegangan permukaan, sedangkan daya melarutkannya cukup baik.
4.
Massa
Jenis
Massa
jenis tidak banyak pengaruhnya terhadap kemampuan penetrasi. Umumnya massa jenis ciran
penetrant antara 0,86-1,06 pada 16 oC.
5.
Volatilitas
Cairan penetrant tdak bleh bersifat volatil. Penguapan sedikit akan
membantu pengintensifan pemunculan warna dan menjaga agar indikasi tidak
menyebar secara berlebihan. Bila cairan penetran mengandung solvent yang
volatil, penguapan yang cepat mengakibatkan :
-
formula tidak stabil. Dapat terjadi perubahan sifat
dari cairan penetran
-
mengurangi daya penyebaran sehingga cairan cepat
menjadi kering.
6.
Titik Nyala
Titik nyala cairan penetran harus tinggi supaya tidak mudah terbakar. Umumnya titik nyala tidak
dipengaruhi kemampuan penetrasi kecuali bila ditambahkan sedikit sensitiviti.
7.
Korosivitas
Cairan penetrant harus non korosif terhadap benda uji maupun tempat
penyimpanannnya. Paduan titan dan baja panduan Nikel tinggi mudah berkarat bila
cairan mengandung Natrium, belerang dan halogen.
- Klasifikasi liquid Penetran sesuai dengan cara pembresihanya
Ada Tiga macam liquid Penetran yang dapat digunakan ketiganya
memiliki perbedaan yang mencolok. Pemilihan salah satu system bergantung pada
factor factor
1.
Kondisi permukaan benda yang diseliki
2.
Karakteristik umum keretakan logam
3.
waktu dan tempat penyelidikan
4.
ukuran bebda kerja
Ketiga
system liquid Penetran yang dapat digunakan adalah
1. The Water Washable Penetrant Sistem
Direncanakan agar liquid Penetran dapat dibersihkan dari system serupa.
Sistem ini dapat berupa flurencont atau fisibledye. Prosesnya cepat dan
efisien. Pembasuhan harus dilakukan secara hati hati, karena liquid Penetran
dapat terhapus habis dari permukaan yang retak. Derajat dan kecepatan pembasuh
untuk proses ini tergantung pada karakteristik dari seprai nozzle,tekanan,
temperature air selama pembasuhan, kondisi permukaan benda kerja, dan karakteristik
liquid penetrant sendiri.
1.1
keuntungan the water washable Penetrant System
a.
indikasi pada benda uji mudah dilihat dan terang sekali
b.
mudah dan ekonomis, karena dilapiskan kemudian di cuci
c.
pelaksanaanya cepat untuk benda uji yang ukuran nya
kecil
d.
baik untuk permukaan benda uji yang kasar
1.2
Kerugiaan The wwter washable penetrant system
a.
kurang baik untuk menyelidiki cacat yang dangkal
b.
tidak baik bila pencucian dilakukan secara berlebihan
c.
mudah terkena kontaminan
d.
sensitivitas dipengaruhi oleh asam dan senyawa kromat
e.
benda uji tidak boleh terkena air
f.
pemeriksaan bebda uji harus menggunakan sinar
ultraviolet
2. The Post Emulsivisible system
Untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil, digunakan penetrant yang
tidak dapat dibasuh dengan air(Not Water Washable). Hal ini penting agar tidak
ada kemungkinan penetrant terbasuh oleh air. Penetrant jenis ini dilarutkan
dalam oli dan membutuhkan langkah tambahan pada saat penyelidikan yaitu
pembubuhan emulsifier dibiarkan pada permukaan benda kerja, harus dibatasi
waktunya agar penetrant yang berada di dalam keretakan agar tidak menjadi water
washable agar tidak ikut terbasuh.
2.1. keuntungannya
a. dapat digunakan untuk
mendeteksi cacat terbuka atau dangkal
b. sensitivitasnya
tinggi meskipun cacat halus
c. kosentrasi warna
sangat tinggi
d. waktu penetrant
sangat pendek
e. tidak dipengaruhi
oleh asam dan senyawa kromat
2.2 Kerugiannya
a. system dilakukan dengan 2 tahap sebelum pembersihan akhir sehingga
membutuhkan waktu lebih lama
b. selisih waktu antara penetrant dan pelapisan emulsifier sangat kritis
c. benda uji seperti ulir sukar dicuci karena emulsifiernya tidak dapat
mencapai celah yang sempit.
3. The Solvent Removeable System
Kadang-kadang dibutuhkan penyelidikan pada daerahyang sempit pada
peemukaan benda kerja yang penyelidikannya dilakukan dilapangan. Biasanya benda
kerjanya besar atau ongkos pemindahan benda kerja ini dari lapangan ke tempat
penyelidikan adalah relative mahal. Untuk situasi seperti ini solvent
removeable system digunakan pada saat pembersihan pendahuluan (pre cleaning)
dan pembasuhan penetrant. Proses seperti ini sesuai dan sangat luas digunakan
untuk inspeksi lapangan. Penetrant jenios ini larut dalam oli.
Pembersihan pelarut secara optimum dapat dicapai dengan cara mengelap
permukaan benda kerja dari penetrant dengan lap yang dibasuhi oleh solvent.
Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan kain kering atau tissue penetrant
dapat pula dibasuh dengan cara melembabi tissue dengan solvent. Cara ini
diterapkan pada benda kerja yang besar, tetapi pelaksanaannya harus berada
dalam keretakan tidak ikut terbasuh. Proses seperti ini biasanya dilakukan
untuk aplikasi yang khusus karena prosesnya memakan tenaga yang relative banyak
dan tidak praktis untuk diterapkan sebagai inspeksi pada hasil produksi. Proses
ini merupaka proses liquid penetrant inspection yang paling sensitive bila
dilakukan dengan cara yang baik.
- Klasifikasi liquid penetran berdasarkan pengamatannya.
Berdasarkan
pengmatannya ada 3 jenis liquid penetrant, yaitu :
1) Visible penetrant
pada
umumnya visible penetrant berwarna merah.
Hal ini ditunjukkan pada penampilannya yang kontras terhadap latar
belakang warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan cahaya ultraviolet,
tetapi membutuhkan cahaya cahaya putih yang cukup ntuk pengamatan. Walaupun
sensitivitas penetrant jenis ini tidak setinggi jenis flourecent, tetapi cukup
memadai untuk berbagai kegunaan.
2) Flourecent Penetrant
liquid
penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila
disensitivitas. Flourcent penetrant bergantung pada kemampuannya untuk
menampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada ruangan gelap. Ada
3 tingkatan sensitivitas, yaitu :
a.
sensitivitas
normal (cahaya normal)
b.
sensitivitas
tinggi (cahaya gelap)
c.
sensitivitas
ultyra tinggi (infra merah)
pemilihan penggunaan sensitivitas
penetrant bergantung pada kekritisan inspeksi, kondisi permukaan yang
diselidiki, jenis proses (system), dan tingkat sensitivitas yang diinginkan.
3) Dual Sensitivity Penetrant
ini
adalah gabungan dari visible penetrant dan flourecent penetrant, maksudnya
adalah benda kerja mengalami 2 kali pengujian yaitu : visible Penetrant dan
flourecent penetrant, sehingga dengan dual sensitivity dapat diperoleh hasil
yang lebih teliti dan akurat.
III. Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan
uji penetrant, sbb :
v lampu Philips XL 20 Watt
v Lux Meter dengan pencahayaan 2090
Lux dengan jarak lampu dengan material 20 Cm
v Mistar
v Kain Perca dan tissue
v Benda kerja weld Part
v Cleaner (Magnalux SKC-S) berwarna
bening
v Penetrant(Magnalux SKL-CP 1)
berwarna merah
v Developer (Magnalux SKC-S) berwarna
putih
IV. Langkah Kerja
1) Menyiapkan Permukaan (pre
cleaning)
pada
dasarnya seluruh permukaan benda kerja
yang akan diuji harus bersih. Langkah awal adalah membersihkan permukaan benda
kerja dari kotoran yang berupa karat, lemak, cat, dll. Selanjutnya disemprot
dengan cleaner untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih tersisa pada
pembersihan sebelumnya dan tunggu sampai kering.
Pre cleaning dapat mengunakan :
1. detergen
detergen yang digunakan dapat bersifat asam, basa, atau netral
asal tidak
menimbulkan korosif atau
kontaminan.pre cleaning dpat dilaksanakan 10-15 menit pada 75-95 % C dengan
kosentrasi 35-50 kg/m3 atau sesuai dengan recomendasi pembuatnya.
2.
Solvent
solven harus bebas residu, dengan
titik nyala mulai 90o ;baik
untuk pre cleaning dengan cara lap atau pencelupan. Ssolven ini cocok untuk
membersihkan oli atau grease tetapi tidak cukup baik untuk membersihkan
permukaan yang tertutup kotoran tanah.
3.
Vapour degreasing
digunakan untuk pembersihan minyak
berat, grease atau d\senyawa organik lainnya. Kotoran in \organik umumnya
paling baik dibersihkan dengan detergen.
4. Larutan Pembuang Kerak
Pembersihan kerak (scales) dilakukan
secara pickling dengan larutan asam atau basa panas yang tidak bersifat
korosif. Setelah pickling benda uji harus dicuci bersih. Larutan dengan
inhibitor asam biasanya digunakan pada suhu ruang dengan kosentrasi 2-3%.
5. Pembuangan atau pengupas cat
lapisan cat dapat dibersihkan secara
efektif dengan larutan pembuang cat atau striper biasa. Lapisan cat harus
dibuang sehingga tidak menutupi benda uji yang diperiksa. Pembuangan cat tipe
solven berviskositas tinggi dipakai dengan cara disempro atau dipoles,
sedangkan yang viskositasnya rndah dipakai untuk perendaman. Kedua tipe ini
digunakan pada suhu ruang. Pembuang cat tipe striper basa adalh senyawa berupa
serbuk yang dilarutkan dalam air. Massa jenisnya antara 50-100 Kg/cm3
suhu pemakaian 80-900 C.
Stelah cat terkupas, benda uji harusdicuci bersih untuk menghilangkan
kontaminan yang mungk9n tertinggal, kemudian dikeringkan.
6. Pembersih Ultrasonik
setoran ultrasonik apat melepaskan
kotoran yang menempel pada benda uji dengan cepat dan efisien.
7. Blasting
pross ini boleh menggunakan pasir,
metal ligrocellulose pellet atau oksida alumunium. Kotoran yang dapat
dibersihkan dengan cara ini adalah tanah regas, karat, kerak atau arang. Cara
ini diperkenankan asal tidak akan menyebabkan luka pada permukaan atau tidak
menutupi celah.
8. Pembakaran
pembakaran benda uji dalam atmosfir
yang bersih dan bersifat pengoksidasi adalah cara pembersihan yang efektif
untuk menghilangkan uap air dan zat organik. Bnda uji keramik dapat dipanaskan
sampai 980o tanpa merusak benda uji tersebut.
9. Pengeringan Setelah
Pembersihan
sesudah dibersihkan, benda uji perlu
dikeringkan sehingga tidak ada air atau silven yang tertinggal didalam cacat/
celah, karena bila celah tetutup oleh air atau oleh solven, maka zat tersebut
akan menghalangi masuknya cairan penetran ke dalam celah/cacat.
2) Penetrasi
semprotkan liquid penetrant pada daerah
yang akan diselidiki dan membiarkannya selam 10 menit untuk memberikan
kesempatan liquid penetrant memasuki celah-celah retakan.
3) pembersihan
Pembersihan
liquid penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain dan tissue yang
dilembabkan dengan cleaner. Berhati-hatilah dan jagalah jangan sampai nliquid
penetrant yang telah masuk ke dalam celah retakan ikut hilang.
4) Pengembangan
semprotkan
developer pada permukaan benda kerja dan membiarkannya selama 10 menit agar
liquid penetrant yang sudah berada di dalam celah-celah retakan keluar sehingga
tampak retakan sesuai dengan pola warna merah liquid penetrant yang timbul pada
developer yang berwarna putih.
5) Inspeksi
amati
permukaan benda kerja yang telah disemprot dengan developer tersebut apakah
timbul bercak-bercak merah yang berupa garis-garis merah, atau bentuk yang
lain. Bila tidak ada berarti pada benda krja tidak trdapat retak yang timbul
sampai p[ermukaan. Bila terdapat garis merah atau bentuk yang lain maka berarti
terdapat cacat sebagaimana bentuk yang tampak. Menggambar hasil pengamatan yang
telah diperoleh pada lembar kerja.
6) Pembersihan Akhir
bersihkan
kembali benda kerja yang telah diuji dengan menyemprotkan cleaner ke seluruh
permukaan benda kerja untuk menghilangkan developer dan sisa-sisa liquid
penetrant. Setelah bersih keringkan dengan kain dan letakkan kembali pada
trempat semula.
V. Analisa
Hasil Percobaan
Pada benda uji yang berupa weld part
sebelum percobaan terdapat celah yang sangat sempit dan tidak mungkin terlihat
dengan mata telanjang (setelah uji penetrant). Cacat ini dapat diketahui
setelah weld part diberi penetrant dan ditunggu selama 10 menit lalu
dibersihkan dengan cleaner, cairan penetrant
tersebut akan teresap kedalam celah, setelah itu developer disemprotkan
kedalam celah yang sama dan dikeringkan selama 20 menit maka cairan penetrant akan tertarik ke luar
karena developer memiliki daya kapilaritas yang jauh lebih tinggi daripada
liquid penetrant. Karena warna kedua cairan tersebut berbeda maka celah yang
ada akan tampak lebih jelas dan menunjukkan bahwa di tempat tersebut terdapat
celah retakan.
Namun percobaan ini mempunyai batasan – batasan antara lain :
Ø
Keretakan atau kekeroposan yang diselidiki dapat
dideteksi apabila keretakan tersebut terjadi sampai ke permukaan benda.
Keretakan di bawah permukaan atau subsurface cracks tidak dapat dideteksi
dengan uji ini, karena penetrant tidak dapat meresap.
Ø
Permukaan yang terlalu kasar atau berpori – pori juga dapat
mengakibatkan indikasi yang palsu.
Ø
Tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda – benda
hasil powder metallurgy yang kurang padat (berpori - pori).
6.1 Gambar Hasil
Percobaan
VI. Kesimpulan
Dari hasil percobaan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
a)
Cacat yang terjadi adalah cacat permukaan yang tidak
dapat diamati dengan mata telanjang (hanya dapat dilihat secara visual)
b)
Liquid penetrant yang dipakai pada pengujian memiliki
daya kapilaritas lebih rendah daripada cairan developer.
c)
Deteksi dengan cara ini tidak tergantung pada ukuran,
bentuk, arah keretakan, struktur bahan maupun komposisinya.
d)
Uji penetrant hanya digunakan untuk cacat terbuka dan
tidak dianjurkan untuk menguji benda dengan pori – pori
besar.
Kelemahan dari pengujian liquid penetrant ini \adalah :
Ø
Hanya dapat mendeteksi cacat permukaan,
sedangkan cacat dalam tidak dapat terdeteksi.
Ø
Tidak dapat mendeteksi jika permukaan spesimen
kasar atau berpori –pori.
Ø
Tidak dapat mendeteksi benda – benda hasil
metallurgy karena kurang padat (berpori – pori)
DAFTAR PUSTAKA
Budi
Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk
Praktek Uji Bahan, Jurusan
Teknik Permesinan Kapal,
PPNS
Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bekerja sama dengan PPNS, Non Destructive Test (NDT)
ASME
VIII Divisi 1, Methods For Liquid
Penetrant Examination (PT)
Uji Liquid Penetrant >>>>> Download Now
ReplyDelete>>>>> Download Full
Uji Liquid Penetrant >>>>> Download LINK
>>>>> Download Now
Uji Liquid Penetrant >>>>> Download Full
>>>>> Download LINK